Jangan Remehkan Cuci Tangan

Banyak orang bilang, kalau pegawai rumah sakit itu sehat-sehat, tidak pernah sakit. Iya… mungkin benar demikian, karena saya sendiri melihat sebagian besar orang yang rawat inap di rumah sakit adalah non medis. Iya… pegawai rumah sakit kan dekat dengan obat, jadinya sebelum sakit sudah minum obat dulu. Yups… kalau yang ini menurut saya salah, karena kalau minum obat berarti sakit juga dong.

Kadang ada ucapan bernada aneh, ketika ada dokter atau perawat yang sakit. “Ma’af bapak… dokter A yang anda cari hari ini ijin tidak praktek karena sakit”. ” Hah… dokter juga bisa sakit ya,”entah ucapan ini sengaja atau tidak, kadang saya dengar ada yang mengucap demikian. Emang dokter tidak boleh sakit. Dokter kan juga manusia….

Sebetulnya, pegawai rumah sakit sangat rentan terkena berbagai penyakit. Bayangkan saja, setiap bekerja selalu berhubungan dengan pasien yang mengidap berbagai penyakit. Dari sekedar panuan, flu, beleken, sampai hepatitis, typhus, AIDS, dan masih banyak penyakit yang berpotensi berpindah kepada tenaga kesehatan.Setiap hari pasien dengan berbagai penyakit berdatangan dan tentu saja meninggalkan kuman-kuman dan virus di lingkungan rumah sakit. Makanya, ada peraturan yang sering tertulis di rumah sakit agar tidak membawa serta anak-anak menengok orang sakit, karena rumah sakit merupakan tempat yang berbahaya, sedangkan anak sangat rentan tertular penyakit.

Ada berbagai upaya untuk mengendalikan penularan penyakit di rumah sakit. Salah satu cara yang sudah dilakukan adalah dengan adanya cuci tangan. Tangan dokter dan perawat memang rawan menjadi media kuman untuk menularkan kepada orang lain atau diri sendiri. Ketika dokter sakit, ia bisa menularkan sakitnya ke pasien yang diperiksanya melalui tangannya, begitu juga sebaliknya, dokter bisa tertular penyakit pasien yang diperiksanya melalui tangannya. Atau seorang pasien bisa tertular penyakit dari pasien lain dengan perantara kedua tangan dokter. Jelas kan… betapa berbahayanya tangan dokter atau perawat yang tidak pernah cuci tangan.

Menurut WHO, ada lima moment untuk cuci tangan, dan ini selalu menjadi pedoman tenaga kesehatan, yaitu :

  1. Sebelum kontak dengan pasien
  2. Sebelum tindakan aseptik
  3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
  4. Setelah kontak dengan pasien
  5. setelah kontak dengan lingkungan pasien

Bila tenaga kesehatan bertemu dengan 5 moment tersebut maka targetnya 85%  cuci tangan harus terpenuhi. Wah…. bisa berkali-kali cuci tangan dong…. Betullll, dan itu tidak mengapa, demi kesehatan bersama.

Untuk kalangan awampun cuci tangan juga sangat penting, karena tempat-tempat yang kelihatannya bersih seringkali terkontaminasi berbagai kuman penyakit. Uang yang kelihatan bersih menjadi benda yang sering dipegang orang, berpindah tangan dari satu orang ke orang lain. Tombol lift di berbagai mal juga sebetulnya sarang berbagai kuman. Lihatlah berapa banyak jari-jari yang memencetnya. Pembuatan SIM pasti menempelkan jari untuk diambil sidik jarinya, setiap hari ratusan orang menempelkan jarinya.

Sedangkan, bagi non medispun sangat perlu untuk melakukan cuci tangan ini. Menurut Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, juga ada 5 moment, atau beliau menyebut Lima Waktu kritis untuk cuci tangan, yaitu :

  1. sebelum makan
  2. sehabis buang air besar
  3. sebelum menyusui
  4. sebelum menyiapkan makan
  5. setelah menceboki bayi dan setelah kontak dengan hewan.

Harusnya 6 ya, tapi saya ambil berita ini dari sumbernya langsung di sini.

Cuci tangan bisa dilakukan dengan cairan alkohol ( handsrub) antiseptik atau dengan air dan sabun. Cuci tangan dengan alkohol hanya dilakukan ketika tangan dalam keadaan bersih tapi diperkirakan tekontaminasi dengan benda yang mengandung kuman. Sedangkan bila tangan terkena kotoran semisal darah, tanah atau air kencing ya harus dicuci dengan air dan sabun.

Handsrub antiseptik sudah banyak beredar di pasaran, biasanya bisa didapatkan di apotik atau swalayan-swalayan. Cari di bagian sabun mandi, biasanya jadi satu tempat. Ada yang kemasan saset untuk sekali pakai dan ada yang kemasan botol. Kalau memilih alkohol (handsrub) antiseptik harus diperhatikan komposisinya. Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%), propanol (60-70%) dan isopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya. Perhatikan persenannya, karena bila dibawah 60% kurang efektik membunuh kuman karena kandungan alkoholnya cuma sedikit . Sedangkan bila di atas 90 % juga kurang efektif karena alkohol murni lebih cepat menguap, sehingga ketika kuman belum mati alkoholnya sudah lenyap. Metil alkohol (metanol) tidak boleh digunakan sebagai antiseptik karena dalam kadar rendah pun dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan. Metanol banyak digunakan untuk keperluan industri.

handsrub di rumah sakit

handsrub di rumah sakit

Eits…. ada yang interupsi nih…. “Alkohol kan barang najis, kenapa dipakai untuk cuci tangan… apa tangan kita malah tidak menjadi tambah kotor?” Alkohol najis? Apa alasannya…? Memang ada yang bilang kalau alkohol itu zat yang najis, alasannya karena alkohol itu termasuk khamr, sedangkan khamr itu kan najis.

Memang hal ini merupakan permasalahan yang sudah lama saya ingin ketahui, karena dalam dunia medis penggunaan alkohol akan sulit dihindari. Saya coba bertanya kepada ustadz-ustadz lokal di daerah saya, tapi rata-rata jawaban mereka adalah sama, yaitu alkohol tidak najis, sedangkan kenajisan khamr adalah bila diminum. Trus, saya coba buka primbonnya eyang gugel, ternyata mayoritas ulama juga tidak menganggap alkohol antiseptik sebagai dzat yang najis. Juga alkohol antiseptik sebetulnya berbeda dengan alkohol untuk minuman keras. Struktur kimianya saja sudah berbeda, untuk lebih jelasnya bisa klik di sini. Semoga link webnya tidak rusak. Semoga hal ini tidak menjadi permasalahan yang berkepanjangan karena menurut saya anggapan alkohol adalah dzat yang najis adalah suatu kemunduran.

Trus… untuk cuci tangan yang benar ada teorinya. Agar lebih jelas bisa lihat gambar di bawah ini. Mohon di sorry… gambarnya bruwet, maklum cuma pakai kamera hp.

Cara cuci tangan

Cara cuci tangan

Jelas kan… lebih jelas lagi lihat praktek cuci tangan di bawah ini… saya pilih modelnya londo… Semoga akses internetnya tidak lemot ya…

CUCI TANGAN DENGAN ALKOHOL ANTISEPTIK

CUCI TANGAN DENGAN AIR DAN SABUN

Selain cara cuci tangan, lihatlah kran yang ideal untuk cuci tangan. Krannya tinggi. Lihat juga cara menutup kran dengan menggunakan tissu dan siku, bukan menggunakan telapak tangan yang sudah bersih…

Saya rasa sudah jelas… sekarang tinggal praktek sendiri-sendiri…

Semoga tulisan ini bermanfaat…

53 respons untuk ‘Jangan Remehkan Cuci Tangan

  1. hihihi….inget bgt waktu kecil pernah bilang begitu. Berobat ke dokter langganan, yg periksa bukan dokter biasanya krn sang dokter sedang sakit, aku bilang deh sm mamah dengan sangat terheran2 “kok dokter bisa sakit sih?” hahahahaha

    Suka

    • selain cuci tangan, di jawa ada tradisi bila bila mendatangi hal ini tamu harus mampir ke dapur dan telapak kaki di panaskan di atas pawon…. tapi sekarang orang jawa sudah jarang yang punya pawon, adanya kompor…

      Suka

  2. iya ya sering denger nanyain kalo dokter ternyata bisa sakit juga..

    kalo saya sekarang juga mulai memperhatikan banget kebersihan..
    tangan lengket habis ngelap keringat aja langsung saya cuci..
    apalagi kalo abis main ps, megang keyboard di berbagai komputer atau juga megang gagang pintu berkali-kali saya biasanya langsung cuci tangan..

    takut aja kena bakteri/kuman yang bisa menyerang kapan saja meskipun itu dari hal-hal sepele

    Suka

  3. Sejak kecil sekolah sudah mengajarkan kita agar cuci tangan dulu sebelum makan. Dan dokter serta perawat di rumah sakit mempraktekannya..Jadi anjuran cuci tangan emang wajib dipatuhi 🙂

    Suka

  4. setuju, cuci tangan itu penting, makasi pak infonya. saya pernah baca artikel, klo handphone kita itu banyak bakterinya lho, malahan lebih banyak dari closet, soalnya hp khan jarang bgt kita bersihkan permukaannya, beda dengan closet, yang secara teratur selalu di bersihkan 🙂

    Suka

  5. Postingan yang bermanfaat Mas…apalagi sekarang lg musim akreditasi dari ISO lah dari JCI lah dst. tapi sesungguhnya itu semua untuk kebaikan kita juga sih 🙂 Keep blogging

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.