Saya pernah bertanya pada beberapa jamaah haji yang pernah duluan di tanah suci, tentang murah mana beli oleh-oleh untuk keluarga di tanah air, antara di Mekkah atau Madinah. Jawabannya beragam, ada yang bilang sama saja, ada yang bilang murah Mekkah, ada yang bilang murah Madinah. Tapi menurut saya di dua tempat itu punya sisi murah yang berbeda. Untuk urusan kurma, madinah jagonya, di sana ada pasar kurma dan kebun kurma. Madinah juga syurganya pecinta perhiasan, berjejer memanjang di depan masjid Nabawi, berbagai jenis perhiasan emas dari penjuru Timur Tengah ada di sana. Kalau untuk pakaian, sajadah, dan selain kurma dan perhiasan lebih baik beli di Mekkah. Pilihannya lebih beragam dan penjualnya lebih enak diajak bertransaksi.
Berbelanja memang bukan ibadah wajib bagi jamaah haji, tapi hal ini juga bukan hal yang terlarang. Belanja di tanah suci merupakan sarana untuk mencari oleh-oleh buat keluarga di tanah air, atau sekedar mencari sesuatu yang bisa dijadikan kenangan ketika di tanah suci. Ada yang mengatakan tidak usah belanja di sana, semisal sajadah karena di tanah air sudah banyak toko oleh-oleh haji yang menjual barang-barang asli dari timur tengah. Tapi sebetulnya bukan dari mana benda itu berada, tapi nilai sejarah yang diperlukan. Ketika nanti di tanah air shalat dengan sajadah yang dibeli dari sana, maka akan teringat masa-masa indah di tanah suci.
Pertama belanja di tanah suci Mekkah, sempat ada rasa khawatir nanti akan tertipu, karena tidak tahu suasana pasar, kurang paham bahasa yang digunakan penjualnya. Saya sempat memohon teman sesama petugas yang paham Bahasa Arab agar mengantar saya berbelanja. Saya diantar ke pasar yang saat itu saya kurang paham namanya, yang jelas agak mirip-mirip dengan pasar klewer di Indonesia.
“Pegang halal…pegang halal… murah… murah…” Wih… ga salah denger nih… itu tadi penjual baju bilang pakai bahasa Indonesia. Pegang halal artinya pegang gratis, kalau dibawa pulang ya tetap membayar alias tidak gratis. Suasana tegang seketika berubah jadi cair, ternyata pedagang di pasar ini cukup ramah dan bersahabat. Lain hari saya baru tahu kalau pasar itu namanya pasar Ja’fariyah.
Pasar Ja’fariyah terletak kurang lebih 1,5 Km dari masjidil haram, berdekatan dengan makam Ma’la, di mana ibunda Khadijah dimakamkan di situ. Pasar Ja’fariyah menjual berbagai keperluan ibadah, pakaian, mainan, emas imitasi maupun asli, elektronik, jam tangan, dan ponsel. Harga yang ditawarkan bukan harga mati, masih bisa ditawar. Khusus jamaah haji Indonesia mereka akan sabar melayani, karena jamaah haji Indonesia terkenal royal dan senang belanja. “Indonesia Bagooos…” Sambil mengacungkan jempol mereka senang memuji jamaah haji Indonesia. Tapi, kalau ada yang menawar terlalu rendah mereka akan mengatakan “Indonesia Bakhil”, dengan muka yang dibuat mengejek. Bakhil artinya pelit. Akan tetapi mereka tidak marah koq… habis itu tetap tersenyum dan melayani jamaah haji dengan baik. Akhirnya saya juga tak kuasa menahan derasnya laju riyal di saku karena tak tahan dengan rayuan mereka. Tapi dipikir-pikir, walaupun murah, kalau dikurs kan dengan rupiah ya tetap mahal juga. Tapi kalau ukurannya di Arab Saudi tetap murah-murah. Ga papalah… yang penting kan kenangannya….
So… Bagi jamaah yang tetap ngebet pingin belanja, sempatkan untuk datang ke pasar ini. Bagi yang hotelnya di area Jumaizah, pasar ini sangat dekat, kalau buta tempatnya, bisa minta tolong diantar Taxi, in sya Allah mereka semua mengenalnya karena pasar ini begitu terkenal. Tapi jangan lupa sertakan pendamping ya…
Wuiiiij pengalaman seru, semoga kelak bisa kesana juga. Aamiin 😊
SukaSuka
Aamiin
SukaSuka
Mudah2an suatu hari nanti bisa merasakan pergi haji. amin…
Salam
http://www.travellingaddict.com
SukaSuka
Aamiin
SukaSuka
Menurut saya, belanja di Madinah lebih murah dari Mekkah. Favorite saya belanja di Hilton juga. Di Jeddah juga oke buat belanja oleh2. Terutama fast food kesukaan saya, al. Baik 🙂
SukaSuka
Di madinah saya cuma ketemu Top Ten mbak, serba sepuluh riyal, di jeddah harga kebutuhan pokok lebih murah, jeddah zona bebas… Banyak orang tak berhijab, banyak mall, cuma lihat-lihat saja karena mau belanja lagi takutnya bagasi sudah penuh.
SukaSuka
Belanja tdk dilarang, asal jgn kalap tentunya.
SukaSuka
Kalau kalap bagasi pesawatnya ga muat
SukaDisukai oleh 1 orang
Jadi pengen kesana lagi.
SukaSuka
Sama
SukaSuka
Bisa jadi referensi yang sedang berada di Tanah Suci,
SukaSuka
Iya mbak… Sangat sangat direferensikan…
SukaSuka
keren, moga satu saat kesampaian ke rumah Allah 🙂
itu kalo naik taksi gak pake pendamping nanti dibawa kabur ya hehehe
SukaSuka
Perbedaan bahasa kadang bisa menimbulkan miskomunikasi… Sopir tadi jadi bingung mau dibawa ke mana… Kalau ada pendamping bisa lebih aman…
SukaSuka
ooh 😀
soalnya banyak kejadian perempuan indonesia dibawa kabur sama supir taksinya
SukaSuka
Untuk oleh-oleh, terutama untuk saudara, teman dekat, rasanya lebih berkesan bila dibelikan yang langsung di Makkah atau Madinah 🙂
SukaSuka
asyikk ada tempat belanja murah
SukaSuka
Assalaamu’alaikum wr.wb, Kang Nur….
iya betul Kang Nur….Memang antara Madinah dan Makkah tidak dapat dilarikan dari urusan membeli belah. Tidak ada sesiapa yang menyangkal adanya barangan murah walau tidak semurah yang disangka. Saya juga berbelanja tetapi tidak sewenangnya. Selalunya saya membeli dengan berfikir dahulu bimbang wang belanja akan habis sedangkan kita tinggal di sana melebihi 40 hari. Berhemat itu lebih baik.
Malah ada jemaah haji Malaysia sudah kehabisan wang simpanannya di Tabung Haji ketika masih di Madinah lagi. Hal ini sangat membimbangkan pihak Tabung Haji Malaysia, lalu menghadkan pengeluaran wang hanya kepada SR500 sahaja sedangkan sebelumnya SR1500 sekali pengeluaran.
Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak.
SukaSuka
Hmmm.. Salam kenal, Mas. Ada yang bilang sih, mendingan beli di tanah air (tanah abang). Toh bisa lebih mudah bawanya dan katanya bisa dapat lebih murah. Hehehe..
SukaSuka
salam kenal juga… tapi kalau belinya di tanah air ga ada kenangannya. Kalau oleh-oleh untuk tetangga dan orang jauh bolehlah beli di tanah air
SukaSuka
Mematerikan kenangan dalam buah tangan, idem ..saya juga suka
Pun mengunjungi pusat perbelanjaan apalagi yang bersifat tradisional bagian dari belajar mengenal budaya setempat ya Kang Nur.
Bisa menjadi referensi bagi para sahabat yang sedang ataupun merencanakan pergi ke tanah suci nih. Salam
SukaSuka