Ada berita dari mulut ke mulut yang mengatakan bahwa sopir taxi di Arab Saudi itu suka melarikan penumpang wanita yang sendirian. Entah berita ini benar atau hoax semata, memang naik kendaraan umum terutama di negeri yang kita tidak paham tentang bahasanya, tidak paham budayanya, tidak paham segalanya, maka alangkah baiknya kita berhati-hati sebagai langkah pencegahan kejahatan pada diri kita.
Taxi di Arab saudi menurutku terdiri dari tiga jenis. Kesemuanya saya pernah naik. Pernah sendirian juga pernah rame-rame.
Taxi Asli
Jenis taxi ini tak ubahnya seperti taxi-taxi di Indonesia. Kebanyakan mobil sedan warna putih, memakai argo, ada tulisan taxi di atasnya. Yang saya ingat namanya Ajrah. Taxi ini drivernya bukan orang Arab Saudi, ada yang dari India, pakistan, Myanmar, bahkan ada yang dari Indonesia. Meskipun Taxi asli mereka lebih senang memakai tarif borongan daripada tari argo. Mereka juga akan menaikkan penumpang lain walaupun kita sebagai penumpang utama belum sampai tujuan kita. Hal itu sudah menjadi hal yang biasa di Arab Saudi, jadi ketika kita naik ternyata ada penumpang lain, mereka tidak akan protes.
Taxi Borongan
Sebetulnya kendaraan ini bukan taxi, lebih tepatnya disebut angkuta atau angkutan kota… itu bila ada di Indonesia. Mobilnya terlihat tua dan seperti barang rongsokan. Aneh juga…konon kabar yang beredar di Indonesia, mobil di Saudi itu bagus-bagus, kalau macet di jalan langsung ditinggalkan pemiliknya. Tapi melihat angkuta saudi ini kelihatannya kabar itu tidak benar. Taxi jenis ini biasanya mengangkut orang secara borongan, persis seperti angkuta di Indonesia. Tapi enaknya bila masuk taxi borongan ini rasanya adem, tidak sumuk, karena terpasang AC yang cukup nyaman.
Taxi tidak Asli
Saya katakan tidak asli karena mereka sebetulnya bukan angkutan umum. Mereka adalah mobil pribadi, yang drivernya bisa saja penduduk pribumi sana. Ketika kita menyetop taxi, kadang ada mobil pribadi yang mendekat, menawarkan diri mau mengantar kita. Saya senang bila bisa naik taxi tidak asli ini, karena mobilnya tergolong mobil mewah bila di Indonesia. Idep-idep merasakan mobil mewah. Dari taxi jadi-jadian ini saya jadi paham bahwa aturan berlalu lintas di Arab Saudi begitu longgar, saya pernah naik Toyota Hilux berenam, kalau di Indonesia sudah disemprit pak polantas mesti.
Ada beberapa tips naik taxi di arab saudi, terutama bagi jamaah haji Indonesia, agar terhindar dari penipuan dan kejahatan.
- Jangan lupa bawa tanda pengenal kita di dalam tas paspor…ke mana-mana tas paspor harus menggelantung di leher kita. Paspor kita ditahan pihak maktab, dan sebagai gantinya adalah robekan dari DAPIH yang disobek ketika di embarkasi. Gelang identitas pastikan terpasang di lengan kita, terdiri dari gelang data diri kita dan gelang alamat hotel tempat kita menginap. Hal ini untuk menghindari kita tersesat lebih jauh bila lupa jalan pulang.
- Usahakan kita naik taxi bareng-bareng, karena kalau kita sendirian dijamin sepi nanti di dalam taxi. Mau ngobrol sama drivernya tidak paham bahasanya. Tujuan yang paling utama adalah demi keamanan.
- Lambaikan tangan ketika menyetop taxi, seperti lambaian ketika di kita menyetop kendaraan umum di Indonesia. Apabila ada taxi yang menghampiri jangan buru-buru masuk kedalamnya. Katakan tujuan kita, umpama kita mau ke jabbal nur, bilang saja “Jabbal Nur”… tidak usah banyak pembicaraan, karena bahasa kita berbeda. Kalau mereka paham tujuan kita mereka akan memepersilakan kita masuk, dengan isyarat wajah dan bahasa mereka.
- Sebelum masuk sepakati dulu harganya. Tanyakan “Fulus”… mereka akan mengatakan angka dalam bahasa arab atau inggris. Kalau kita tidak paham, perlihatkan HP, buka menu kalkulator dan persilakan driver menulis sebuah angka. Bila driver menulis sebuah angka misalnya 15 (riyal), maka tanyakan lagi “Kam?” atau “All?” atau dalam bahasa Indonesia “Semua?”. Bila mereka bilang “La” berarti itu 15 riyal 1 orang… bila bilang “Na’am” berarti 15 riyal untuk semuanya. Hal ini perlu ditanyakan karena banyak jamaah haji tertipu ketika giliran mau membayar ternyata biaya kesepakatan dikalikan jumlah orangnya.
- Ketika mau masuk taxi, yang laki-laki masuk duluan baru diikuti yang perempuan. Kalau turun dari taxi, yang perempuan keluar duluan diikuti yang laki-laki. Untuk keamanan diri, karena ditakutkan sopir taxi akan menjalankan mobilnya ketika perempuan masih berada di dalam mobil taxi.
- Siapkan uang pas, karena ditakutkan sopir taxi tidak punya kembalian sehingga mereka akan bilang “Halal”, bila kita secara sadar maupun tidak sadar bilang ‘halal”, maka uang itu menjadi milik mereka.
Demikian tips dari saya, yang punya pengalaman bisa menuliskan di kolom komentar.
Semoga bermanfaat.
harus bener- bener hati- hati ya kalau mau naik kendaraan umum di negeri orang.. takut kenapa napa….. Yang paling bikin sulit tuh masalah bahasanya…
Tips nya sangat bermanfaat… 🙂
SukaSuka
Iya mas… gara-gara beda bahasa bisa jadi bertengkar
SukaSuka
Wah yg bagian halal nie, untung dikasih tau… Kalo ngga baca disini, pasti pemikiran aku… Dia nanya ini uang halal apa bukan hahaha…
Terimakasih sharinganya 🙂
SukaSuka
halal bisa juga berarti gratis mbak, ketika kita bila kurma misalnya, kita ambil satu trus kita bilang ke pemiliknya “halal” dan dijawab “halal”, maka kurma itu gratis dan kita bisa mengincipinya
SukaSuka
Ooo gitu… Makasih sharingnya Kang…
SukaSuka
tips no 5 dulu sering diulang- ulang nenek saya pas mau berangkat haji. hehehe.
SukaSuka
Iya…ini tips umum
SukaSuka
Tips yang sungguh bermanfaat juga dapat diterapkan secara umum di tempat lain. Pertama bahasa dan kesepakatan di awal yang jelas.
Lady first untuk turun bukan untuk naik sebagai antisipasi keamanan, ooh jitu banget. Salam
SukaSuka
Betul mbak… Diterapkan di indonesia juga bagus…
SukaSuka
iya itu sering juga dibilang laki dlu baru perempuan kalau hendak nakik taxi terlepas benar atau tidaknya
SukaSuka
Ya begitulah mbak winny
SukaSuka
Terima kasih tipsnya. Saya pribadi sih belum pernah naik taksi di sana, pengen kalo ada kesempatan, naksi ke gua hira. Ortu saya yg pernah naksi saat umroh tanpa pake travel tour. Alhamdulillah aman2 saja.
SukaSuka
Asal yakin saja mbak, in sya Allah aman, kalau saya pribadi sih pakai GPS mbak, tapi para jamaah haji kan 80% manula, pakai tips yang sederhana saja.
SukaSuka
Assalaamu’alaikum wr.wb Kang Nur…
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Laailaahaillahu waAllahu Akbar
Allahu Akbar walillahilhamd.
Selamat Menyambut Aidil Adha 1437 Hijriyyah. Semoga takbir yang bergema membawa seribu keberkatan bersama-sama erti pengorbanan sebenar.
Salam Aidil Adha, maaf zahir dan bathin dari Sarikei, Sarawak.
SukaSuka
wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh… Saya juga mohon maaf atas segala kesalahan yang saya perbuat bund… semoga iedul adha menjadi moment kita menjadi lebih baik dan ketaqwaan terhadap Allah lebih meningkat lagi
SukaSuka
Saya juga belum pernah naik teksi di Madinah atau Makkah.
Terima kasih tips yang bermanfaat untuk difikirkan.
SukaSuka
Semoga bisa terlaksana di kesempatan berikutnya…
SukaSuka